Pengalaman Masa Lalu dengan Dispepsia, Gastritis dan Endoscopy

Halo Readers,

Rasanya udah lama banget ya saya ga aktif di dunia blogging. Kali ini saya mau share pengalaman saya dengan Dispepsia, Gastritis dan Endoscopy tahun 2015 yang lalu. Yuk, kita lanjut..

Readers pernah ga merasakan perut terasa kembung, mudah merasa kenyang,  perut perih di bagian atas (ulu hati), sering mual atau muntah? Jika ya, bisa jadi itu sindrom dispepsia. Dispepsia biasanya disebabkan oleh penyakit radang lambung / gastritis (kelebihan asam lambung yang mengiritasi dinding lambung atau ulkus lambung (timbulnya luka pada dinding lambung akibat asam lambung berlebih) dan jika asam lambung naik ke kerongkongan (refluks) maka disebut GERD (Gastro-Esophageal Reflux Disease). 



Kebiasaan buruk saya sewaktu ngekost jaman kuliah dulu yang suka menunda makan atau bahkan males makan (tidak makan nasi sama sekali dalam sehari) rupanya ga langsung berefek saat itu juga, tapi beberapa tahun kemudian. Saya mulai merasakan nyeri ulu hati saat saya memasuki dunia kerja (lebih tepatnya magang). Dan yang lebih tidak beruntungnya lagi rasa sakit itu dibarengi dengan sakit typhus. Memang benar penyakit typhus ini ga akan sepenuhnya sembuh karena sakit typhus yang ini efek dari beberapa bulan sebelumnya udah 2 kali terkena typhus sampe di opname. Tidak berbeda dengan typhus yang lalu kali itu saya juga di opname di RS MMC.  Berdasarkan rasa nyeri di ulu hati yang tidak kunjung reda dokter internist saya saat itu menyarankan untuk melakukan tindakan Endoscopy



Apa itu Endoscopy?

Endoscopy merupakan suatu pemeriksaan dengan menggunakan alat khusus yang kemudian dimasukkan dalam rongga tubuh manusia untuk memeriksa atau mendiagnosis kelainan-kelainan yang terjadi pada saluran cerna atas dan saluran cerna bawah secara langsung.

Wah, ga kebayang ya gimana seremnya proses itu akan  berlangsung. Saya yang mendengar penjelasan itu dari dokter internist langsung tidak tenang dan takut. Membayangkan ada alat yang masuk ke dalam tubuh, udah tidak ada bedanya seperti operasi rasanya. Dalam kasus saya yang mengalami gangguan cerna bagian atas (lambung) maka jenis Endoscopy yang akan dilakukan melalui bagian atas (mulut). 
Gambaran Endoscopy Lambung


Alat Endoscopy adalah kabel lentur yang dibagian ujungnya terdapat kamera dan senter sebagai pencahayaan. Nantinya dokter dapat memantau tampilan dari kamera di dalam tubuh kita melalui monitor TV. Pada Endoscopy Lambung, tabung endoscopy dimasukkan ke dalam mulut lalu dilanjutkan ke kerongkongan, lambung, hingga ke bagian atas usus kecil. Alat endoscooy ini juga bisa dilengkapi dengan penjepit dan gunting untuk mengambil contoh jaringan yang akan diperiksa di laboratorium.

Berbekal semangat untuk cepat sembuh dan dorongan dari kedua orang tua akhirnya saya memutuskan untuk melakukan tindakan endoscopy. Malam harinya suster datang ke kamar saya dan menyampaikan untuk puasa mulai jam 12 malam. Malam itu saya tidur tidak nyenyak, saya takut dan kebetulan saat itu saya hanya ditemani adik saya. Berhubung orang tua tinggal cukup jauh dan mama menguatkan saya kalo saya berani operasi ditemani adik dan calon suami waktu itu. 

Paginya setelah berganti pakaian operasi, saya memasang hijab dan badan saya ditutupi kain selimut. Kemudian saya dibawa oleh 2 orang suster dengan menaiki veldbed / tempat tidur dorong menuju ruang operasi sambil ditemani adik saya. Sebelum masuk ruang endoscopy saya dimasukkan ke ruang persiapan operasi. Disana saya yang awalnya udah berusaha berani akhirnya menangis juga, karena melihat isi ruangan persiapan yang banyak alat-alat operasi yang besar dan banyak pasien mengantri untuk operasi dengan suasana haru.  Adik saya mengingatkan untuk terus berdoa dan berdzikir agar tenang. Tidak beberapa lama saya dibawa masuk ke dalam ruang endoscopy. Disana sudah menunggu dokter bedah, dokter anestesi, dan 2 orang perawat. 

Gambaran Proses Endoscopy

Dokter bedah menyambut saya dengan memanggil nama saya.

Dokter Bedah: Halo.. 
Saya: Hanya tersenyum
Dokter Bedah: Takut yaa.. Gapapa ga kerasa kok nanti kamu dibius 
Saya: Iya dok (tapi tetap aja ya takut)
Dokter Bedah: Tolong berbaring menghadap ke kanan ya badannya.
Saya: Membalikkan badan menghadap ke kanan
Perawat sibuk di belakang sana menyiapkan alat endoscopy.
Dokter Anestesi: Saya masukin obat biusnya yaa melalui infus. Kamu umurnya berapa?
Saya: 24 dokter 
Dokter masih berusaha mengajak ngobrol tapi beberapa detik kemudian saya sudah tidak sadar.

Saya terbangun karena mendengar panggilan adik saya. Yang pertama saya rasakan saat bangun rasanya saya mengantuk berat, tenggorokan perih, dan kaki kanan saya kram. Saya berusaha untuk duduk tapi perawat datang dan bilang jangan bangun dulu ya. Akhirnya saya diam dan memperhatikan seisi  ruangan. Ternyata saya udah dikembalikan ke ruangan sebelum operasi tadi. Saya lihat kaki kanan saya yang kram dipasangi alat yang ternyata itu untuk mengukur denyut nadi. Beberapa menit kemudian perawat datang kembali dan membawa saya kembali ke kamar rawat inap. Saya belum dibolehkan langsung makan tapi dibolehkan minum. Suster menyampaikan bahwa tadi saat endoscopy dokter juga melakukan biopsi untuk mengambil sampel jaringan di dalam lambung saya. Sorenya saya udah bisa ke toilet sendiri dan besoknya berdasarkan hasil observasil hasil endoscopy saya diperbolehkan pulang dengan bekal antibiotik dan beberapa obat lambung.

Semenjak itu saya diminta dokter untuk tidak makan makanan pedas, asam, dan bersantan. Dalam beberapa bulan kemudian saya hanya boleh makan yang lembut-lembut tanpa pedas. Kalo mengingat masa-masa itu rasanya sengsara. Saya kangen masakan padang. Kangen dendeng, rendang, dan gulai ayam. 
Ah, betapa nikmatnya sehat itu..



Komentar

  1. Hallo kak, saya membaca blog kakak mulai awal hingga akhir , mau tanya mengenai promil dokternya apa sudah berhasil kak? Terimakasih .

    BalasHapus
  2. Hasil lab dan pengamatan saya menderita dispepsia, yang saya aneh sebelumnya seluruh badan saya gatal dan beruam bentol, badan tidak bisa digerakkan sama sekali, dan hari ke 3 mulai telapak kaki hingga bahu membengkak dan nyeri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setelag endoskopi dan perawatan apakah pernah kambuh lagi kak?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer