Pengalaman Program Hamil (Konsultasi Dokter Kandungan dan USG Transvaginal)

Readers,

Anda sudah menikah?
Atau anda masih single?
Buat yang masih single semangat yaa dalam memperbaiki diri semoga kalian segera dipertemukan dengan jodoh terbaik kalian aamiin. Setiap tahapan kehidupan pasti ada perjuangannya guys. Kalo masih single pasti pertanyaannya "Kapan nikah?" dan biasanya untuk yang udah menikah "Udah isi belum?" dan kalo udah punya anak "Kapan nambah lagi?" (memangnya makan yaa disuruh nambah terus hehe).



Untuk yang sudah menikah tapi belum hamil disaat kita udah berkeinginan segera punya anak pasti pertanyaan "Udah isi belum?" atau "Udah hamil belum?" ini merupakan sebuah pertanyaan yang dihindari. Jujur, hal ini juga terjadi sama saya. Setiap bertemu dengan teman lama atapun keluarga pertanyaan yang sebenarnya mungkin hanya basa-basi atau bercandaan ini membuat saya kepikiran. Apalagi kalo udah dijawab "Belum nih" dan mereka lanjut bertanya "Kenapa belum juga ya?". Seakan-akan salahnya ada di saya. Mungkin ini hanya pikiran saya, tapi kebanyakan orang berpikiran biasanya salahnya ada di pihak wanita padahal untuk sebuah keberhasilan "Hamil" ini butuh dua pihak yang sama-sama berjuang yaitu suami dan istri (Baper mode on hehe). Saran yang sudah-sudah sih sebaiknya tidak usah dipikirkan dan jawab saja "Belum nih, doakan saja yaa biar segera hamil".

Awalnya saya dan suami tidak pernah menargetkan harus segera punya anak. Kita punya prinsip untuk menjalani saja dulu karena kami juga baru kenal setahun sebelum menikah. Baru sepuluh bulan setelah pernikahan saya mulai kepikiran untuk punya anak, selain itu juga karena mulai was-was kenapa belum hamil juga padahal sudah hampir setahun menikah. Bulan ke-10 jadwal haid terlambat 1 hari dan disana jujur saya harap-harap cemas. Berharap hamil? Pastilaaah hehe. Terlalu antusias buru-buru tespack dan hasilnya negative (masih berpikir tespacknya kayaknya salah deh) masih "ngarep gitu" ceritanyaa. Dan ternyata siangnya saya haid. Sedih pasti tapi tidak terlalu saya pikirkan. Bulan ke- 11 terlambat haid lagi 1 hari kali ini juga ternyata hanya harapan palsu besoknya saya haid. Disini udah mulai mulai melow, setelah haidnya muncul sempet nangis dan curhat sama suami. Suami menjawab sambil membesarkan hati saya "Gapapa sayang. Mungkin Allah belum ngasih waktunya sekarang. Nanti kita usaha lagi yaa". Akhirnya saya dan suami membuat keputusan kalo setahun setelah pernikahan belum hamil juga kita mau coba program hamil ke dokter kandungan. Bulan ke-12 pernikahan waktu yang ditunggu-tunggu datang juga. Sempat telat sehari dan ternyataa belum hamil juga. Ya, mantaplah keputusan kami untuk segera berkunjung ke dokter kandungan.

Setelah menentukan hari dan menyesuaikan dengan waktu kerja suami 26 Januari 2017 kami pergi ke Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre yang berada di kawasan Kuningan. Karena sebelumnya saya sudah pernah bertemu dengan  dr. Kencana Shinta Moser., Sp.OG dan berdasarkan pengalaman dokternya humble jadi kali ini saya  mendaftar ke dokter kencana lagi untuk berkonsultasi. Ditemani suami masuk ke ruang praktek dokter kencana.

Berikut Cuplikan Pembicaraan Kami:
Keterangan:
D=dokter, A=Saya,dan S=suami.

D: "Hai apakabar, ada keluhan apa?"
A:"Alhamdulillah baik dok, mau program hamil" jawab saya sambil malu-malu. Ntah kenapa bertemu dokter kandungan masih tabu bagi saya.
D: "Sudah berapa lama menikah?"
A: "Pas setahun dok bulan ini"
S: "Sebenarnya setahun itu udah perlu periksa ga sih dok? Atau ada batasan waktunya misal berapa tahun?"tanya suami kritis.
D: "Iya biasanya kalo udah lebih dari setahun sih. Tapi gapapa, yuk kita periksa dulu" (masih dengan tersenyum).

Disini saya belum tau arti dari kalimat "Yuk kita periksa dulu"  bakal sakit, dengan santainya saya ikut  dan terbawa suasana ceria dokternya untuk ikut ke bilik disebelah ruang konsultasi. Ternyata dibalik bilik ada sebuah kursi yang posisinya agak tinggi dan alat USG beserta suster yang menanti dengan senyum lebar. Daaan disitulah penyiksaan bagi saya dimulai. Dokter meminta suster untuk mengambil alat yang bentuknya seperti corong terbuat dari besi dengan baut disampingnya. Panik segera menghantui saya.

A: "Dokter, itu apa? Saya ga mau dimasukkan alat itu"
D: "Gapapa ga sakit kok, ambil nafas pelan-pelan buang dari mulut yaa. Relax aja" dokternya masih tersenyum

Sejujurnya saya sangat tidak mungkin bisa relax melihat ada alat berbentuk seperti tang besar akan dimasukkan ke dalam bagian sensitive. Pucat seketika dan tegang setengah mati. Mungkin kalian yang sudah pernah merasakan penggunaan alat ini ada yang merasakan sakit dan ada yang tidak sakit sama sekali. Tapi bagi saya sakitnya luar biasa. Lebih sakit dari sakit gigi hehe. Alat menyakitkan ini ternyata namanya adalah corong bebek atau cocor bebek. Fungsinya untuk membuka jalur vagina agar nantinya bisa dilewati alat USG Transvaginal yang berbentuk sepeti batang.


 USG Transvaginal 



Ilustrasi Pemeriksaan Dalam dengan USG Transvaginal

USG Transvaginal ini berbeda dengan USG yang biasa digunakan untuk memeriksa kondisi organ tubuh bagian dalam lainnya atau yang digunakan ibu yang sudah hamil, karena harus dimasukkan kedalam kemaluan bukannya ditempelkan ke bagian perut. Alhamdulillah setelah pemeriksaan itu Dokter Kencana menyampaikan bahwa hasilnya baik-baik saja. Selanjutnya dokter menjadwalkan HSG (Histerosalpingografi), tes darah (Progesterone dan Prolactine), dan analisa sperma. Karena saya datang ke dokter di hari ke-7 haid maka dijadwalkan untuk HSG 30 Januari 2017, tes darah 9 Februari 2017 dan analisa sperma untuk suami boleh kapan aja.

Berikutnya akan saya share kembali pengalaman saya menjalani tes HSG (Histerosalpingografi) dan Tes Darah (Progesterone dan Prolactine).





Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Coba saja berobat dng dr yusuf.
    Beliau punya solusi nya agar bisa br hasil dalam promil

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer